Mount Tambora, Volcanic Mountain on Sumbawa Island, Indonesia. That in April 1815 Exploded in the Largest Volcanic Eruption in Recorded. Credits Wikipedia. |
Travel11— Erupsi Gunung Tambora ratusan tahun silam yang mencapai bumi
Eropa menyebabkan objek di Kabupaten Bima ini tersohor hingga seantero dunia. Maka
tak salah, Gunung Tambora ditetapkan sebagai geopark dunia. Pada sisi laut
sekitarnya juga dijadikan biosfer dunia menjadi laboratorium dunia untuk para
ahli geologi, biologi dan ilmu terkait.
Untuk mendukung hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui Dinas
Pariwisata (Dispar) menjadikan wilayah Tambora sebagai salah satu atensi
pengembangan infrastruktur penunjang. Pada tahun 2019, pemeritah melaksanakan
pembangunan menggunakan anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
2019. Gunung Tambora diproyeksikan
menjadi geopark dunia.
“Alhamduillah tahun ini, kami membangun beberapa, mengembangkan objek (di
sana) karena menjadi biosfer dunia dan geopark nasional. Insya Allah akan berkembang
menjadi geopark dunia, pemerintah daerah sangat konsen dengan dikembangkan
objek wisata di Oi Marai Kawinda Toi, pemerintah provinsi juga konsen membangun
objek sekitar Tambora ini,” ujar Kepala Dispar Kabupaten Bima, Drs Dahlan di
dinas setempat, Kamis (24/10/2019).
Dahlan mengisyaratkan, event Teka Tambora yang telah menjadi kegiatan
tahunan Kabupaten Bima akan dikembangkan menjadi kegiatan skala besar. Event tersebut
dilaksanakan rutin pada April setiap tahun. Pihaknya tidak ingin terlibat
perdebatan tentang event serupa yang dilaksanakan di Kabupaten Dompu melalui
tema Tambora Menyapa Dunia.
“Gambaran event Tambora, setiap bulan
April kita melaksanaan event Teka Tambora. Soal yang berbeda, kita tidak ingin
memperdebatkan itu. Silahkan Dompu dengan eventnya, kita ingin Bima dengan
eventnya sendiri, dengan gaungnya lebih besar lagi. Itu menunjukan perhatian
kita terhadap Tambora,” katanya.
Pembangunan atau aksesbilitas di
kawasan itu diharapkan menjadi pendukung kegiatan wisata di Gunung
Tambora.
“Pemerintah daerah tahun 2019
membangun Oi Marai menjadi destinasi, bisa dikunjungi. Insya Allah tahun
berikutnya kami ingin menata Oi Tampiro menjadi destinasi yang bisa dinikmati
masyarakat luas,” kata Dahlan.
“Dalam rangka mempromossikan, dari
tahun ke tahun kunjungan semakin lebih baik, karena infrasturktur sudah baik. Kecuali
infrastruktur jematan yang kena banjir di Piong (Sanggar). Insya Allah melalui Kementerian
Desa Dan Transmigrasi sudah membangun infrastruktur di Oi Marai secara
bertahap, insya allah jalan-jalan itu sudah dihotmix, tinggal di sebagian
kawasan Kawinda Toi saja,” lanjutnya.
Sebagaimana RUP Dinas Pariwisata
Kabupaten Bima beberapa item pengembangan pariwisata tahun 2019 di antaranya yaitu:
- pembuatan jalur pejalan kaki di kawasan wisata Uma Lengge Rp200.000.000
- pembuatan jalan dalam kawasan wisata Kawinda Toi yang bersumber dari DAK Rp630.500.000
- pembuatan rambu-rambu petunjuk arah di dalam kawasan wisata Pulau Ular yang bersumber dari DAK Rp100.000.000
- pembuatan pagar pembatas kawasan wisata Kalaki yang bersumber dari DAK tahun 2019 Rp399.600.000
- pembangunan gapura identitas kawasan wisata Kawinda Toi Oi Marai dari DAK Rp200.000.000
- pemasangan lampu taman kawasan wisata Kalaki dari DAK Rp150.000.000
- pembuatan ruang ganti/ toilet di kawasan Kawinda Toi dari DAK Rp150.000.000
- pembangunan tempat ibadah di kawasan Oi Marai Desa Kawinda Toi dari DAK melalui pengadaan langsung Rp200.000.000
- pelatihan pemandu wisata buatan dari DAK non fisik melalui pengadaan langsung Rp198.255.000
- pelatihan manajemen home stay/ rumah wisata dari DAK non fisik Rp100.000.000
- pelatihan pemandu wisata budaya dari DAK non fisik Rp100.000.000
- peningkatan peran serta masyarakat dari kemitraan pariwisata Rp116.000.000
- belanja pihak jasa ketiga pelaksanaan koordinasi pembangunan objek pariwisata Rp218.500.000
Selain item anggaran tersebut, terdapat banyak kegiatan Dispar Kabupaten Bima pada tahun 2019.
Walaupun anggaran publik yang
dikuarkan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Bima belum seimbang dengan
hasil yang diperoleh masyarakat atau hanya Rp50 juta dari sektor PAD pariwisata
di Pantai Lariti, Kepala Dispar Kabupaten Bima, Drs Dahlan menyebut, output
pengembangan pariwisata dari pajak-pajak rakyat yang terkumpul dalam APBD akan
menunjukan hasil seiring waktu pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Bima.
[R]